Senin, 17 Mei 2010

PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK DI ERA GLOBALISASI

Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah kurang. Hal ini disebabkan orang tua lebih disibukan oleh pekerjaan rutinitas mencari nafkah dan mengejar karier atau terkadang mereka asyik menyaksikan tontonan di televisi yang semakin hari semakin padat dan variatif serta menarik mereka. Mereka terkadang lupa bahwa di sisi mereka ada sebuah tanggungjawab yang maha besar yaitu mendidik anak. Dengan adanya lembaga pendidikan baik yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta, seolah-olah mereka lepas tanggungjawab dan sepenuhnya urusan mendidik anak sudah diserahkan sepenuhnya kepada institusi atau lembaga yang ada.
 
Kita bisa lihat dalam kahidupan sehari-hari, tetangga kita misalnya. Orang tua cenderung melepas anaknya pada dunia pendidikan sekolahnya saja tanpa memperhatikan pendidikan dari lingkungan keluarganya itu sendiri. Dengan kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anak, anak akan cenderung bebas untuk bergaul. Biasanya pergaulan yang semacam itu akan menjurus ke hal-hal yang negatif. Hal ini tidaklah boleh dibiarkan terus menerus yang dampaknya adalah generasi muda kita akan hancur dan tidak memiliki karakter  lagi. Oleh karena itu, maka kita sebagai orang yang masih memiliki kepedulian dan nurani seharusnya berusaha merubah paradigma berfikir seperti ini. Sehingga orang tua masa depan diharapkan mampu lebih baik daripada orang tua saat ini. Baik dalam hal keimanan, moral, bahkan finansial sekali pun untuk membentuk anak sebagai pribadi yang mampu bersaing di era globalisasi saat ini dan masa yang lebih maju akan datang.

Globalisasi 

Sebelum labih jauh lagi bagaimana peranan orang tua dalam mendidik anak di era globalisasi, maka kita harus memahami dahulu hakikat dari globalisasi.

Berbagai definisi tentang globalisasi bisa ditemukan di berbagai tulisan tentang globalisasi. Tetapi, berbagai definisi tersebut pada dasarnya melihat globalisasi sebagai sebuah proses ke arah globalitas, yakni‚... a social condition characterized by the existence of global economic, political, cultural, and environmental interconnections and flows that make many of the currently existing borders and boundaries irrelevant’ (Steger, 2003, p. 7) yang artinya satu kondisi sosial yang ditandai oleh keberadaan dari budaya, politis, ekonomi global, dan interkoneksi-interkoneksi lingkungan dan arus-arus yang membuat banyak dari batasan-batasan dan perbatasan-perbatasan sekarang ini ada tidak relevan.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Karakteristik Globalisasi 

Sebagai sebuah rangkaian proses sosial globalisasi bisa dikenali melalui empat karakteristik yang berbeda. Pembedaan ini sebenarnya lebih berkaitan dengan kebutuhan analisis daripada sebagai refleksi dari realitas globalisasi, karena keempat karakteristik tersebut mungkin sangat terkait satu sama lain.

a) Penciptaan dan penggandaan

Berbagai aspek kehidupan, seperti produk, gaya hidup ataupun praktek-praktek politik saat ini cenderung tidak lagi dibatasi oleh kaidah-kaidah atau batasan-batasan geografis ataupun kultural. Globalisasi bisa muncul dalam bentuk penggandaan praktek ataupun produk yang telah ada sebelumnya, tetapi bisa juga muncul dari hal-hal yang baru. Berbagai produk, seperti McDonald, Coca Cola atau Jean’s misalnya, saat ini tersedia di seluruh belahan bumi dan bisa dinikmati oleh hampir semua orang di seluruh dunia. Pada saat yang sama, demokrasi telah berkembang menjadi sebuah praktek politik yang diidealkan.

b) Perluasan dan pemekaran hubungan sosial, aktivitas dan saling-ketergantungan

Globalisasi juga ditandai dengan perluasan dan pemekaran dalam artian spatial dan temporal. Semua kegiatan, hubungan dan proses berlangsung pada saat yang bersamaan dalam skala global dan berlangsung selama 24 jam. Perluasan dan pemekaran temporan dan spatial ini terlihat misalnya dengan operasi kegiatan finansial global, chain stores, kelompok teroris ataupun gerakan-gerakan sipil global.

c) Intensifikasi dan akselerasi

Proses intensifikasi dan akselerasi terjadi dalam kaitannya dengan pertukaran data dan informasi maupun dalam kaitannya dengan hubungan sosial. Dalam kaitan ini, Anthony Giddens melihat globalisasi pada dasarnya adalah lokalisasi. Jika selama ini lokal dan global dipahami sebagai dua kutub ekstrim dari sebuah kontinuum, globalisasi menjadikan lokal dan global sekaligus sebagai awal dan akhir.

d) Kesadaran manusia

Globalisasi juga ditandai dengan karakter yang berupa kesadaran manusia sebagai bagian dari globalitas. Manusia menjadi semakin sadar terhadap proses yang berlangsung ini. Sebagai bagian dari rangkaian proses ke arah globalitas, kesadaran ini merupakan aspek non material atau non obyektif. Proses ini berlangsung baik pada tingkat individual maupun pada tingkat kolektif, seperti negara.

Anak di Era Globalisasi

Anak merupakan anugerah dari Allah SWT kepada semua orang tua. Anak sebagai titipan Ilahi ini, harus dijaga dan dididik sebaik mungkin, dan hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara memilih tempat tingggal yang bernuansa islami dan relatife aman bagi anak-anak, karena faktor lingkungan sangat berpengaruh besar dalam perkembangan jiwa dan spiritual anak. seperti kenyataannya akhir-akhir ini, banyak dari kalangan anak-anak yang terjerat dan terjerumus di dunia narkoba, serta tindakan kriminal lainnya, sebagian besar yang mendorong hal-hal itu terjadi adalah factor lingkungan dan pergaulan dari anak itu sendiri, jika seorang anak ditempatkan didaerah yang mayoritas pengangguran, maka seorang anak akan terbawa-bawa oleh sifat orang ditempat itu, seperti anak menjadi malas ke sekolah, sering bergadang dan duduk-duduk menghabiskan waktu sambil merokok. Dan yang paling mencengangkan adalah, dunia pendidikan sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu malah menjadi ajang kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan seksual, seperti akhir-akhir ini banyak tersebar video-video mesum yang dilakukan oleh pelajar dengan pelajar, maupun pelajar dengan oknum guru, yang kebanyakan mereka lakukan di sekolahnya masing-masing.

Dampak Globalisasi pada Keluarga 

Pengaruh globalisasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi oleh kita semua, karena, akibat globalisasi, banyak kemajuan teknologi yang masuk kedalam kehidupan kita, dan memberi dampak kepada kita semua, baik dampak positif maupun dampak negative, seperti dengan masuknya teknologi computer, membuat pekerjaan-pekerjaan yang sulit menjadi sangat mudah dan simple, apalagi jika computer yang sudah terhubung dengan internet, maka dengan mudah kita mendapatkan informasi-informasi yang terbaru, seperti makalah yang kami sajikan ini, kami mendapatkan bahan serta informasi dari internet, jadi dengan internet, sangat membantu kita dalam setiap pekerjaan. serta dengan internet juga, kita dapat mementau kondisi serta situasi yang sedang bergejolak di berbagai Negara, namun sebaiknya para orangtua harus lebih waspada dengan adanya internet yang ada di rumah, karena kemungkinan besar anak-anak akan menyalahgunakan jaringan internet tersebut untuk melakukan hal-hal yang tidak baik dan merugikan diri mereka, seperti menonton video-video porno serta foto porno yang ada di internet. 

Dengan demikian, orang tua harus berperan aktif dalam mendidik dan mengawasi tingkah laku dan perbuatan anak-anaknya setiap saat, tapi bukan berarti, orang tua harus membatasi ruang gerak anak, sebab, pada masa anak-anak adalah masa untuk mengembangkan kreatifitasnya serta imajinasinya. Dan yang paling marak beredar di Indonesia saat ini adalah teknologi yang mutakhir adalah handphone(hp), dengan adanya alat ini kita dapat berkomunikasi dengan keluarga kita kapanpun, serta para orangtua dapat memantau anak-anaknya dengan mudah, namun, hp juga dapat member dampak negative pada anak-anak, dengan adanya hp, biasanya anak-anak menyimpan video-video porno di dalamnya, dan hal itu dapat merusak akhlak dari anak itu sendiri. Dengan demikian, di era globalisasi ini sangat dituntut kerjasama dari setiap kalangan, untuk menangkal efek negatif dari globalisasi.
Pendidikan Anak 

 Kata education (pendidikan) berasal dari kata bahasa Latin educare, yang berarti “mengeluarkan”.
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan yang harus didapatkan oleh anak antara lain:
1. Pendidikan iman
2. Pendidikan moral
3. Pendidikan fisik
4. Pendidikan intelektual
5. Pendidikan psikologis
6. Pendidikan sosial
7. Pendidikan seks
8. Pendidikan finansial

Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak

1. Tanggung Jawab Pendidikan Iman

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2): 132-133.

"Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
"Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia Berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya".
 
Allah berfirman dalam Surah Luqman (31) ayat 17

"Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)."
 
Allah berfirman dalam Surah At-Tahrim (66) ayat 6
 
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

dalam sebuah hadits diriwayatkan 

"Mulailah menddidik bayi-bayi kalian dengan kalimat la ilaha ilallah." (HR. Hakim dan Abbas).
Pendidikan Iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman, membiasakan anak sejak mulai paham melaksanakan rukun-rukun islam, dan mengajarinya sejak mumayyiz dasar-dasar syariat islam yang agung. Pendidikan iman ini merupakan salah satu tanggung jawab orang tua kepada anak-anaknya.
Pendidikan iman adalah dasar-dasar iman setiap hakikat keimanan dan persoalan gaib yang secara mantap datang melalui berita yang benar, seperti iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab samawi, iman kepada Rasul, iman kepada pertanyaan Munkar-Nakir, iman kepada siksa kubur, hari kebangkitan, hati hisab, surga, neraka, dan semua hal-hal yang gaib lainnya
 
2. Tanggung jawab Pendidikan Moral

Di dalam al-Quran dijelaskan bahwa :

"Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan Keputusan mengenai tanaman, Karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. dan adalah kami menyaksikan Keputusan yang diberikan oleh mereka itu,
 
Maka kami Telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat)[966]; dan kepada masing-masing mereka Telah kami berikan hikmah dan ilmu dan Telah kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang melakukannya.
Menurut riwayat ibnu Abbas bahwa sekelompok kambing Telah merusak tanaman di waktu malam. Maka yang Empunya tanaman mengadukan hal Ini kepada nabi Daud a.s. nabi Daud memutuskan bahwa kambing-kambing itu harus diserahkan kepada yang Empunya tanaman sebagai ganti tanam-tanaman yang rusak. tetapi nabi Sulaiman a.s. memutuskan supaya kambing-kambing itu diserahkan sementara kepada yang Empunya tanaman untuk diambil manfaatnya. dan prang yang Empunya kambing diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-tanaman yang baru. apabila tanaman yang baru Telah dapat diambil hasilnya, mereka yang mepunyai kambing itu boleh mengambil kambingnya kembali. putusan nabi Sulaiman a.s. Ini adalah Keputusan yang tepat.

Pendidikan moral adalah serangkaian sendi moral, keutamaan tingkah laku dan naluri yang wajib dilakukan anak, diusahakan dan dibiasakan sejak anak masih mumayyiz, dan mampu berfikir hingga menjasi mukallaf, berangdsur memasuki usia pemuda dan siap menyongsong kehidupan.
Satu hal yang tidak diragkan bahwa keutamaan akhlak, keutamaan tingkah laku, dan naluri merupakan salah satu buah iman yang meresap dalam pertumbuhan keberagamaan yang sehat.

3. Tanggung jawab pendidikan fisik

Pendidikan fisik adalah pendidikan yang juga mendukung dalam perkembangan anak, seorang anak juga harus memiliki fisik yang kuat dan tegar, apalagi di era globalisasi yang semakin keras. Salah satu yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah mengajarkan kepada anak sejak dini usia tentang pentingnya menjaga kesehatan, seperti olahraga teratur dan dari hal-hal yang dapat memberikan efek negatif seperti rokok, minuman keras dan narkoba.

4. Tanggung jawab pendidikan intelektual

Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.
(Hadits)
 
Dari hadits nabi ini, orang tua dituntut untuk menuntut ilmu dan membekali anaknya dengan ilmu.
 
Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah sadakah. Seseungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kehidupan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-rabii’)
 
Dari hadits nabi di atas, jelas sekali bahwa menuntut ilmu itu sangat penting.

5. Tanggung jawab pendidikan psikologis

Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.

Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Keberhasilan pendidikan yang dijalani seorang anak, menurut Psikolog, Bibiana Dyah Cahyani, tidak terlepas dari peran orang tua. Orang tua memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat buat anaknya. Tapi bukan suatu hal yang bijak jika pendidikan sepenuhnya diserahkan hanya pada pihak sekolah saja. ”Sebagus apapun kualitas tempat anak menuntut ilmu secara formal, orang tua tetap memiliki andil yang besar apakah pendidikan yang dijalaninya berhasil atau tidak.”

6. Tanggung jawab pendidikan sosial

Diantara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, mendengarkan pembicaraan dengan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji dia menepati. (HR. Adailami).
Dalam pendidikan sosial, orang tua sangat berperan untuk mengajarkan anak betapa pentingnya hidup dalam bermasyarakat dan menjadikan anak itu adalah anak yang berjiwa sosial.

7. Tanggung jawab pendidikan seks

Yang kita ketahui bahwa pendidikan seks cenderung untuk orang dewasa saja tapi pendidikan seks harus kita ajarkan juga mulai anak itu dini usia (dalam taraf positif). Contoh pada anak baru mengalami mimpi basah, orang tua harus membaritahukan bahwa dia telah dewasa.

8. Tanggung jawab pendidikan finansial

Pendidkan finansial adalah pendidikan yang dibutuhkan untuk mengubah uang yang kita peroleh dari profesi anda menjadi kemakmuran dan keterjaminan finansial seumur hidup. Pendidikan finansial yang tidak dimiliki oleh jutaan orang tua. Pendidikan finansial yang akan membantu memastikan bahwa anak anda tidak akan berakhir dengan kegagalan finansial dalam hidupnya atau kekurangan secara finansial dan sendirian setelah sepanjang hidup mengurus keluarga dan bekerja keras.

Globalisasi merupakan suatu dampak akibat semakin majunya teknologi serta cara berfikir manusia, ibarat dua mata uang dimana globaliasi dapat memberi kontribusi positif maupun negatif bagi setiap kalangan. Dengan demikian, dewasa ini orang tua sangat dituntut untuk pandai-pandai memilah dan memilih informasi maupun budaya yang datang dari luar untuk ank-anaknya. Agar anak-anak kita tidak kena dampak dari globalisasi, dengan demikian kita dapat menguasai dunia globalisasi. Sebaliknya jika kita tidak dapat memilah dan memilih, maka dunia globalisasi akan menguasai dan menghantui kita setiap saat.



 
 by ; Zein

Tidak ada komentar:

Posting Komentar